Pages

Monday, September 6, 2010

KEGELISAHAN YANG MENGAKIBATKAN PENDERITAAN


Gua coba-coba  mau posting sesuatu yang beda dikit nih, pasalnya gua keinspirasi perasaan yang kagak enak beberapa hari yang mengusik hati gua. Pada dasarnya kita sebagai manusia senang yang namanya kenikmatan hidup. Kalau kite mau nanyain pada semua orang baik itu aki-aki, nenek-nenek, mbah, engkong, pak de, bu de, abang, om tante, adik, pokoknya semuanya dah…pasti jawabnya adalah kebahagian dan kemudahan, artinya kagak ada yang mau sengsara, kagak mau ada hambatan, kagak pengen ada malapetaka…. semua pengen bahagia. Apabila hal-hal tersebut tidak kita dapatkan, maka biasanya kita akan merasa gelisah, kagak enak hati, kagak tenang, pokoknya kagak nyaman lah….hehehe. Sebagai bahan renungan kita ambil beberapa contoh. Seseorang yang mempunyai cacat jasmani misalnya, dia merasa kagak pede, malu dan bahkan berusaha mengingkari kekurangan dirinya. Bagi orang yang kagak bisa menerima keadaan dirinya itu hidupnya pasti kagak tenang…. karena dia selalu ngebayangin “wah, seandainya badan gua sempurna….” atau dia akan selalu berpikir “ wah, gimana ya? agar mata gua biar nggak kelihatan buta?” atau dia berusaha bagaimana menghilangkan atau menyembunyikan cacat tubuhnya tersebut agar nggak kelihatan sama orang lain.
Contoh kecil aja misalnya, seorang cewe mau pergi ke pesta. Tiba-tiba ketika dia bercermin dilihatnya ada jerawat nempel di pipi, lalu dia merasa kalau ada jerawat tersebut, kecantikannya akan berkurang dan mungkin bakalan nggak akan jadi pusat perhatian di pesta nanti. Apalagi di pesta tersebut juga hadir cowok yang menjadi idamannya. Kira-kira anda bisa ngebayangin betapa resah dan gelisahnya si cewek hanya gara-gara jerawat sebiji. Lalu dia berusaha mencoba menghilangin jerawat tersebut dan mencoba beberapa macam produk kecantikan yang menurut iklan katanya dapat menghilangkan jerawat dalam beberapa detik. Ceeeee……mana ada produk kecantikan yang bisa ngilangin jerawat dalam beberapa detik? Ada-ada saja ni si pengarang…..ufs!! pengarangnya kan gua…hehehe. Nah, ketika waktu pesta tiba ternyata si jerawat boro-boro hilang, malah semakin memerah dan membesar. Rasa pede si cewe benar-benar di uji, dan ternyata….mungkin usianya masih muda…dia mengambil keputusan untuk tidak mengikuti pesta tersebut, dan tentu saja keputusan tersebut sangat menyebalkan dan sangat menyakitkan…..apalagi dia dengar cowok yang menjadi idamannya berhasil digaet temennya……wahhhh…mampyusss tu cewe. Maka, berkepanjanganlah rasa gelisah yang dialaminya….
Contoh yang lain, misalnya orang-orang yang dilanda kemiskinan. Orang-orang miskin ini menderita disebabkan kelaperan dan penyakit, dan sama sekali kagak ada suatu prospek hidup yang cerah secara manusiawi. Untuk makan hari ini aja mereka susah, buru-buru mikirin yang lain. Jika anda bertemu dengan pengemis atau pemulung, jangan coba-coba anda bertanya begini, “ Saudara, bagaimana strategi yang anda gunakan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan sektor pengemisan atau permulungan di era globalisasi sekarang ini?” …..qeqeqe…..paling-paling mereka saling memandang satu sama lain dan saling mengangguk mengatakan dalam hati, “koq ada wartawan sarap yang nyasar ke sini ya?”
Masih ada lagi contoh lain, yaitu ketidakadilan. Apa yang diharapkan orang dalam kehidupan masyarakat adalah kehidupan bersama yang mana semua orang diberi kemungkinan mengembangkan hidupnya sebagai mana mestinya. Namun seringkali ada orang yang kagak diberi kesempatan untuk mengembangkan hidup yang lebih baik karena adanya diskriminasi dan ketidakadilan. Demikian juga dengan kaum hawa alias perempuan. Di berbagai negara banyak perempuan merasa belum diperlakukan secara adil. Aturan budaya, bahkan aturan agama masih dianggap memperlakukan mereka secara diskriminatif. Kemudian ada lagi nih, malapetaka yang memusnahkan nilai-nilai hidup seperti perang juga akan berakibat penderitaan.
Tidak adanya masa depan yang pasti bagi seseorang, juga merupakan suatu yang menggelisahkan. Faktanya dia harus hidup, harus bergerak, dan harus maju, namun kesempatan untuk hal itu kagak ada dan tertutup baginya. Bagaimana dia mau pinter, kalau sekolah aja kagak…nah, bagaimana dia bisa sekolah kalau sekolah hanya menerima anak orang yang kaya dan pinter sementara dia anak orang miskin dan bodoh…..haduhhh..nasib orang miskin, dah….ckckck. Untung sekarang pemerintah cepat tanggap memberikan bantuan dana BOS sehingga anak-anak miskin bisa sekolah, yach…paling kagak tamat SLTP lah. Tapi yang menjadi pertanyaan, mampukah warga negara Indonesia yang hanya berbekal pendidikan dasar mampu berkiprah di era globalisasi yang modern seperti sekarang ini?...hehehe….jawabnya bila tidak mampu, maka mereka akan tersingkir. Menurut salah satu teori perilaku menyimpang yang pernah gua denger, katanya…diskriminatif struktural atau ketidakadilan tersebut akan mendatangkan kegelisahan yang ujung-ujungnya menimbulkan rasa frustasi dan sikap yang menyimpang.
Nah, jadi oleh karena ketidaknikmatan hidup di atas tersebut menyebabkan penderitaan dan setiap orang pun berusaha menghindarinya. Sementara di sisi lain, untuk mencapai kenikmatan hidup maka manusia bersedia mengalahkan berbagai kepentingan pribadi lainnya, bahkan yang lebih gila lagi, kepentingan orang lain juga mereka tendang…ckckck. Mungkin anda masih ingat anekdot yang berbunyi bagi orang miskin yang ada dipikirannya adalah “HARI INI MAKAN APA”, tetapi bagi orang yang serakah maka yang ada dipikirannya adalah “HARI INI MAKAN SIAPA”….hehehe…rupanya kesenangan terhadap kenikmatan hidup pada akhirnya membuat orang jadi serakah. Sikap serakah ini berhubungan erat dengan hawa nafsu. Sesungguhnya hawa nafsu itu tidak selalu dipandang jahat, sebab hawa nafsu adalah motor yang menggerakkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Namun jika manusia selalu menuruti hawa nafsu dan tidak dapat mengendalikannya, maka manusia tersebut kehilangan hakikat kemanusiaannya, nggak ubahnya kayak binatang. Hal ini banyak terjadi dalam kehidupan  masyarakat kita sekarang ini,  manusia yang memakan manusia lain (homo homini lupus). Tapi hal itu secara harfiah aja koq, meskipun hanya Sumanto yang benar-benar makan bangkai sesama.
Zaman sekarang adalah zaman edan, yang mana keteraturan terganggu, keadilan dan keamanan menipis, ekonomi yang serba sulit dan tata nilai mengalami benturan-benturan.
Zaman seperti sekarang ini tidak hanya menyebabkan sakitnya batin orang-orang yang tertindas, tetapi juga batin dari orang-orang yang serakah. Keserakahannya akan menyebabkan rasa gelisah karena apa yang dimilikinya dirasanya belum juga memuaskannya, kayak orang kehausan di padang tandus semakin dia minum semakin dia haus. Pikirannya akan selalu diisi oleh keinginan untuk mendapatkan segala-galanya. Oleh karena tidak adanya batasan dan ukuran, sehingga ketika dia telah berhasil mendapatkannya belum tentu merasa gembira karena dia merasa masih banyak yang belum didapatkannya. Ketika dia melihat tetangganya di sebelah kanan beli kulkas, hatinya panas, dia pengen beli kulkas dan setelah kulkas dibeli, dia melihat lagi tetangganya yang di sebelah kiri beli motor, panas lagi dia dan kepengen beli motor juga. Setelah dia berhasil membeli motor, dia melihat lagi tetangganya yang di depan beli mobil, makin panas dia….yang pada akhirnya kulkas maupun motor tidak dapat menggembirakan hatinya lagi……
Selain hawa nafsu, pamrih juga dianggap sebagai suatu yang dapat menimbulkan kegelisahan. Dengan pamrih orang mengejar kepentingan dirinya sendiri dan sering bertabrakan dengan kepentingan sesama yang akan menimbulkan konflik. Orang yang diliputi rasa pamrih akan selalu menghitung balasan dari apa yang telah dilakukannya. Kehidupannya menjadi tidak tenang karena selalu diliputi oleh harapan yang belum tentu akan didapatkannya. Jika apa yang diharapkannya tidak diperolehnya, maka dia akan merasa gelisah.
Kegelisahan bisa dialami oleh siapa saja, baik yang berada dalam kondisi kesempitan maupun kelonggaran. Hal ini berkaitan erat dengan watak keperibadian manusia. Watak keperibadian manusia terbentuk karena keturunan, pola pengasuhan ketika masih anak-anak, dan pengalaman hidup yang telah dijalani. Ada empat tipe watak manusia yaitu watak gembira, periang, penyedih, dan pemarah. Orang yang selalu gembira dan riang menimbulkan optimisme, sedang orang yang selalu sedih dan pemarah menimbulkan pesimisme. Orang yang optimis suka melihat segi positif dari hidup dan mengharapkan yang baik dari masa depan, sementara orang pesimis hanya menantikan hal yang buruk saja. Ketika orang yang optimis menemukan gelas yang berisi separo air, dia akan berkata, “Alhamdulillah, masih ada separo air buat minum”, tapi ketika orang pesimis menemukannya dia akan berkata, “yachhhh….koq cuman separo, mana cukup buat minum”. Bagi orang yang menilai hidup ini sebagai sesuatu yang negatif, biasanya dekat dengan pengalaman ketakutan. Baginya kehidupan adalah suatu yang menakutkan. Orang menjadi takut karena hidup yang dijalaninya tampak kosong, tanpa makna, tanpa arah dan tanpa tujuan. Padahal fungsi ketakutan dalam hidup manusia hanya untuk menimbulkan sikap waspada terhadap bahaya yang mengancam hidup.
Nah, dari uraian di atas dapat ambil suatu makna bahwa jika manusia tidak bisa menjaga hakikat dirinya dan hakikat hidupnya maka yang timbul adalah kegelisahan. Sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap pamrih. Kedua hal tersebut menyebabkan munculnya sikap serakah dan terjadinya konflik selanjutnya akan memunculkan ketakutan, kekecewaan,  dan pada akhirnya kegelisahan.

No comments:

Post a Comment