Jangan ngebahas dulu, Bro.....mari kita simak uraian di bawah ini, kemudian baru kasih komentar...hehehe.
Ma'siyatun auratsats jullauwaftiqaaran khairummintho'atin auratsats 'izzan wastikbaaran. Maksiat atau perbuatan dosa yang menimbulkan rasa rendah diri dan membutuhkan rahmat Allah, adalah lebih baik dari perbuataan taat yang membangkitkan rasa sombong, ujub, dan besar diri. (Al Hikam uraian ke 106)
Abu Madyan ra mengatakan bahwa, perasaan rendah diri seseorang yang telah berbuat maksiat atau dosa, itu lebih baik dari kesombongan seorang yang taat. Maksudnya begini, Bro....ada kalanya seorang hamba yang berbuat kebaikan merasa lebih baik, merasa lebih mulia, dan merasa dirinya lebih dekat kepada Allah dari orang lain yang dianggapnya seorang fasik. Hal ini dapat menimbulkan rasa ujub dan sombong. Perasaan ini merupakan maksiat bathin yang sangat samar sehingga menggugurkan segala amal-amal zahir yang sebelumnya. Namun, ada kalanya seorang yang telah berbuat dosa dan dengan dosa tersebut terasa sangat menyedihkan hatinya. Dia merasa dirinya paling hina, paling kotor dan paling rendah sehingga timbul rasa takut kepada Allah dan pada akhirnya membimbing kearah keselamatan dirinya.
Asysya'by meriwayatkan dari Alkhalil bin Ayyub, bahwa ada seorang dari Bani Israil yang sangat taat beribadah. Ketika berjalan ia dinaungi oleh awan. (maklum, Bro....jaman dulu semua keajaiban masih diperlihatkan Allah kepada manusia). Pada saat itu ada seorang pelacur Bani Israil yang mendekat kepada ahli ibadah tersebut. Hati pelacur itu tergerak dan berkata dalam hati, " Orang ini adalah seorang ahli ibadat Bani Israil, gua pengen mendekat kepadanya dan semoga gua mendapat rahmat Allah karena gua mendekat kepadanya". Ketika pelacur itu mendekat kepada ahli ibadah tersebut, tiba-tiba ahli ibadah tersebut mengusirnya dan berkata, "Pergi ente dari sini!! Ane gak sudi deket-deket sama ente....". Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad saw, bahwa: "Aku (Allah) mengampunkan dosa pelacur itu dan membatalkan amal ahli ibadah itu." Maka hengkanglah awan dari atas kepala si ahli ibadah berpindah menuju ke atas kepala pelacur itu.
Menurut Al Harits Al Muhasiby bahwa Allah menghendaki supaya perbuatan taat itu bersesuaian antara lahir dan bathin. Peristiwa yang di atas tadi menunjukkan bahwa ahli ibadat itu sombong, sementara pelacur itu bertawadhu merendah diri, maka ketika itu si pelacur lebih taat kepada Allah ketimbang ahli ibadat tersebut. Pernah dengar ga', Bro....ujub, takabur, sum'ah dan maksiat batin lainnya dapat menghanguskan amal-amal zahir kita kayak api menghanguskan kayu bakar yang kering?
Ada lagi....Bro, riwayat lain yang mengisahkan seorang ahli ibadat Bani Israil. Ceritanya dia sedang sujud, nih. Eee......tiba-tiba kepalanya diinjak orang, kontan ahli ibadat tersebut mencak-mencak dan berkata, "Hei ...angkat kaki lu!... Demi Allah! Allah tidak mengampunkan ellu." Allah menjawab, "Hai orang yang bersumpah dengan namaKu, bahkan engkau yang tidak diampunkan karena kesombonganmu." Menurut komentar Al harits, "Dia (maksudnya ahli ibadat Bani Israil) bersumpah karena merasa diri besar di sisi Allah, maka kesombongan dan ujub itulah yang tidak diampunkan oleh Allah."
Nah, dari uraian di atas gua mengajak kepada diri gua sendiri dan kepada temen-temen yang kebetulan membaca posting ini, marilah kita mencoba memelihara diri dan hati kita dari segala maksiat baik zahir maupun bathin.Semoga Allah memberikan hidayahNya kepada kita. Amin ya Rabbal'alamin......
No comments:
Post a Comment